Jumat, 04 Juni 2010

Negara Berkembang, Tempat Sampah Elektronik Raksasa di Dunia

Manusia dan penemuannya, penemuan barang-barang elektronik yang memudahkan pekerjaan manusia sangat berkembang pesat hingga saat ini. Penemuan-penemuan baru di bidang teknologi terus berkembang dan menggusur penemuan-penemuan teknologi sebelumnya, yang pada akhirnya menimbulkan tumpukan sampah-sampah elektronik yang sangat besar. Semakin berkembangnya penemuan di bidang teknologi tidak luput dari sifat manusia yang memiliki sifat konsumtif terhadap suatu produk yang berhubungan dengan teknologi.

Negara maju merupakan penghasil sampah elektronik terbesar di dunia, diantaranya Amerika dan Jepang. Negara tersebut merupakan produsen dari produk-produk elektronik terbesar di dunia yang siklus perkembangan di bidang teknologi sangat cepat dan pesat, hal ini juga diimbangi sifat daya beli konsumen juga besar pula. Kebanyakan negara maju membuang sampah elektroniknya dengan mengekspor ke negara-negara berkembang. Tak kurang 20.000 hingga 50.000 ton sampah elektronik dibuang ke negara berkembang. Sungguh ironis memang, disatu sisi negara maju ingin merubah pola hidup mereka agar dapat hidup lebih dekat dengan lingkungan tetapi dengan cara yang salah dan disatu sisi negara berkembang yang menerima sampah elektronik tersebut menggunakan suku cadang bekas dari barang elektronik tersebut untuk diribah menjadi barang elektronik kembali.

Negara berkembang yang selalu menjadi tempat sampah elektronik diantaranya adalah Cina. Di Cina sampah elektronik yang masuk ke pelabuhan melalui peti kemas kemudian dikumpulkan ke penampungan barang elektronik bekas. Sampah-sampah elektronik tersebut kemudian dipilah-pilah dan diambil suku cadangnya yang masih bisa digunakan. Para pekerja yang kebanyakan dari golongan ekonomi menengah kebawah bekerja melebur timah, mengambil komponen dari sirkuit-sirkuit dari barang elektronik tanpa menggunakan pelindung khusus. Dari kumpulan suku cadang bekas tersebut, kemudian dirubah menjadi barang elektronik kembali dengan nilai jual yang tinggi, tetapi dengan usia produk yang pendek, kemudian dijual secara ilegal ataupun legal ke negara-negara lainnya. Sedangkan sampah-sampah elektronik yang tidak dapat digunakan kembali dibiarkan menumpuk dan sebagian dibakar untuk mengurangi tumpukan sampah elektronik.

Sifat konsumtif masyarakat yang tidak terbatas inilah yang menjadi faktor utama dalam semakin banyaknya sampah-sampah elektronik di dunia ini. Alangka baiknya jika mulai sekarang para produsen barang elektronik memproduksi barang elektronik yang ramah lingkungan dan dapat didaur ulang di kemudian hari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Gue

Gue