Jumat, 04 Juni 2010

Komunitas Malioboro Tidak Sadar Lingkungan

Komunitas yang beraktivitas di sepanjang kawasan Malioboro Yogyakarta, tidak memiliki kesadaran lingkungan yang memadai. Sebaliknya, masyarakat di seberang Malioboro, Kampong Gondolayu Lor, memiliki kesadaran lingkungan yang tinggi.

Suasana kesadaran lingkungan yang kontras tersebut dipotret oleh Tasdiyanto dan berhasil dipertahankan sebagai disertasi pada program lingkungan Sekolah Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Rabu (2/6).

Dalam ujian terbuka, dia menyatakan masyarakat di kawasan Maliboro rendah tingkat peduli lingkungan karena waktu mereka disita sepenuhnya untuk urusan bisnis.

Menurut dia ada beberapa anggota warga yang menetap di kawasan Malioboro sedikit peduli dengan mengadakan tamanisasi di atas bangunan rumah.
.
Menurut penelitian ini, kesadaran lingkungan berkaitan dengan budaya, kondisi lingkungan dan pendidikan. Semakin terbatas area terbuka dan semakin padat perumahan penduduk, muncul kesadaran bersama untuk
menjaga lingkungan. Kasus ini terjadi pada masyarakat Gondolayu Lor, kawasan yang jaraknya sekitar 1 km dari kawasan Malioboro.

Masyarakat setempat memiliki kesadaran bersama untuk mendayagunakan sampah. Caranya, masyarakat pengolah sampah bersama dan plastic yang terkumpul dikreasi sebagai produk hiasan, tas, dan kerajinan lainnya.

“Ketika masyarakat Gondolayu belum sadar, mereka membuang sampah ke sungai. Setelah mengetahui dan menyadari manfaat sampah, mereka membuat sentra-sentra pengelolaan sampah dan membuat kerajinan bersama
untuk dijual,” kata dia.

Lain halnya masyarakat di lingkungan Kraton Yogyakarta, kesadaran terhadap lingkungan sangat tinggi karena faktor budaya. Masyarakat di kawasan ini secara rutin bersih-bersih lingkungan bersama.

“Mereka secara rutin membersihkan keraton. Mereka tidak berpikir banyak tentang lingkungan karena hal itu adalah kewajiban dari tugas mereka,” kata dia.

Lain lagi kawasan daerah hunian dosen-dosen di lingkungan UGM. Kesadaran lingkungannya tinggi karena faktor pendidikan mereka tinggi. “Para penghuni sangat peduli dengan taman-taman di lingkungannya.
Bahkan, kesadaran itu dilembagakan dengan membentuk organisasi lingkungan,” jelas peraih doctor dengan nilai cumlaude

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Gue

Gue